April 26, 2024

Mari Cegah Demam Berdarah dengan #Ayo3MplusVaksinDBD

Hola bestie, welcome back to my blog!
Blog post kali ini aku mau sharing seputar demam berdarah dengue (DBD), adakah yang pernah terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD)? Jujur aku belum pernah dan kalo bisa sih jangan pernah sampe kena deh ya, karna penyakit yang satu ini masuk ke kategori membahayakan dan beresiko kematian juga loh. Jadi kebetulan Kamis 21 Maret 2024 lalu aku berpartisipasi di acara "Talkshow & Buka Bersama dengan Media & Blogger" dalam menggerakkan serta menyebarkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD yang digagas oleh Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Perusahaan Farmasi Takeda.


Di Indonesia sendiri kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu perhatian kesehatan penting hingga saat ini soalnya kasus demam berdarah dengue (DBD) masih cukup banyak ditemukan di beberapa wilayah. Hal ini di karenakan semua orang di Indonesia itu beresiko terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) tanpa melihat umur, dimana mereka tinggal dan gaya hidupnya. Mau tua ataupun muda semuanya beresiko terkena demam berdarah dengue (DBD), bahkan pada anak-anak penyakit demam berdarah dengue (DBD) ini merupakan penyebab kematian nomer 6 tertinggi di Indonesia. Makanya nih penting banget bagi seluruh golongan masyarakat di Indonesia untuk tetap melakukan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) secara komprehensif.

Nah disini Takeda sebagai Perusahaan Biofarmasi terkemuka yang berbasis nilai, berkomitmen untuk memerangi demam berdarah dengue (DBD) dengan akses yang luas terhadap vaksin dan dengan mendukung kerjasama publik dan swasta yang komprehensif demi tercapai tujuan Indonesia yaitu "nol kematian" akibat deman berdarah dengue (DBD) pada tahun 2030 nanti. Oleh karenanya Takeda telah membangun kerjasama yang kuat dengan para pemangku kepentingan terkait dalam upaya melawan demam berdarah dengue (DBD).


Acara kemarin itu dibuka oleh sambutan dari Presiden Direktur PT. Takeda Innovative Medicines yaitu Bapak Andreas Gutknecht, pada kesempatan ini Bapak Andreas menjelaskan bahwa di Indonesia saat ini demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak. Hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah dengue (DBD) melainkan hanya pencegahannya saja. Dalam komitmennya untuk memerangi demam berdarah dengue (DBD), Takeda pada tahun lalu telah mengukuhkan Perjanjian kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya yang meliputi;
* Peningkatan peran serta masyarakat atau pemberdayaan masyarakat,
* Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan,
* Penyusunan dan pelaksanaan terkait program koalisi bersama masyarakat menuju nol kematian akibat dengue (zero dengue death 2030),
* Pendekatan terpadu untuk pencegahan dan pengendalian DBD,
* Sinkronisasi data (bridging) dengan SIARVI (Sistem Informasi Arbovirosis), hingga
* Peningkatan peran dan kerjasama penentu kebijakan di pusat dan daerah

Melalui kerjasama tersebut, Takeda bersama Kementerian Kesehatan juga menjalankan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan komprehensif dari bahaya demam berdarah dengue (DBD) yang salah satunya digalangkan dalam acara talkshow sekaligus buka bersama media & blogger yang sedang aku ikutin kali ini.


Pada kesempatan kali ini pula Takeda sebagai Perusahaan Biofarmasi terkemuka yang mendukung penuh serta berkomitmen dalam memerangi penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengumumkan pencapaian luar biasa mereka melalui penghargaan perunggu yang di dapat dari ajang PR Indonesia Award 2024, kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta. Penghargaan ini juga sebagai pengakuan program kerjasama yang dijalankan oleh Takeda dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sebagai serangkaian kegiatan yang berdampak besar.


Selanjutnya setelah sambutan dari Presiden Direktur Takeda, acara berlanjut pada sambutan serta pemaparan singkat oleh dr. Imran Pambudi, MPHM yang merupakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran menjelaskan kondisi cuaca yang sedang tidak menentu di Indonesia akhir-akhir ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di beberapa wilayah. Hujan yang tidak beraturan akibat perubahan iklim justru sifatnya sangat berbahaya untuk DBD merebak, karena nyamuk "Aedes Aegypti" dapat dengan mudah berkembang biak.


dr. Imran juga menginfokan bahwa menurut WHO saat ini ada sekitar 3,9 miliar orang yang beresiko terkena demam berdarah dengue (DBD) di 128 negara. Ada lebih dari 100 negara endemis yang tersebar di wilayah Afrika, Asia dan Amerika Latin, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang menjadi negara endemis demam berdarah dengue (DBD) ini. Tercatat ada lebih dari ribuan kasus dan ratusan kematian yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan bahkan saat ini beberapa daerah diantaranya telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue. Pada pemaparan ini dr. Imran juga memaparkan banyak info mengenai sebaran kasus & kematian, jumlah kasus hingga upaya dan tantangan dalam penanggulangan dengue di Indonesia.


Menjadi salah satu negara endemis, menyatakan bahwa Indonesia  masih banyak masyarakatnya yang kurang aware akan demam berdarah dengue (DBD) ini sehingga penanganan gejala dini di masyarakat masih sangat kurang optimal. Hal ini dikarenakan budaya belum optimalnya pencegahan tempat-tempat timbulnya virus demam berdarah dengue (DBD), seperti yang kita ketahui bahwa ada 3 cara dalam mencegah demam berdarah dengue (DBD) ini yang biasa dikenal dengan 3M yaitu;
* Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, toren, dan tempat penampungan air lainnya secara berkala untuk mencegah jentik nyamuk berkembang
* Menutup tempat-tempat penampungan air agar tidak menjadi celah nyamuk berkembang biang, serta
* Mengubur/mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi menjadi sarang tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit demam berdarah

Meskipun 3M ini sudah di kampanyekan sejak lama, namun pada kenyataannya masih diperlukan banyak inovasi dalam penanganan demam berdarah dengue (DBD) ini serta peran masyarakat secara langsung agar hasilnya pun optimal. Salah satu inovasi yang diperlukan yaitu Vaksinasi demam berdarah dengue (DBD), jadi inovasi vaksin ini dapat berjalan lebih optimal dengan kombinasi kegiatan 3M demi tercapainya tujuan mencegah demam berdarah dengue (DBD). Oleh karena itu Kementerian Kesehatan bersama Takeda menyusukn program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD yang bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang demam berdarah dengue (DBD) beserta tindak pencegahan, meningkatkan penyebaran informasi dan termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif seperti Vaksinasi dan Wolbachia.


Pada Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD ini juga sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat bahwa upaya pencegahan dengan melakukan 3M tidaklah cukup, karna untuk melengkapi perlindungan dari bahaya demam berdarah dengue (DBD) perlunya vaksinasi dalam upaya ini agar hasilnya lebih maksimal. Penggunaan vaksin sangat penting demi mencegah dan menurunkan angka kematian akibat bahaya demam berdarah dengue (DBD), karena dengan vaksin badan kita otomatis mendapatkan proteksi atau perlindungan tambahan sehingga jika suatu saat terkena demam berdarah dengue (DBD) makan akan minim resiko berbahaya yang mematikan.

Pemberian vaksin ini direkomendasikan untuk kelompok usia tertentu terutama pada usia rentan seperti anak-anak, lalu pemberian vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) juga dapat diberikan kepada orang dengan riwayat infeksi atau pernah terkena penyakit demam berdara dengue ini. Selain itu masyarakat yang tinggal di wilayah endemis dengue juga menjadi prioritas untuk vaksinasi karena resiko terkena virus dengue ini. Selanjutnya pemberian vaksin juga direkomendasikan kepada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.


Setelah sambutan dan pemaparan singkat oleh dr. Irwan acara kali ini berlanjut ke sesi talkshow mengenai pencegahan dan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) dengan dr. Alvin Saputra (Praktisi Kesehatan Indonesia) dan dr. Ngabila Salama (Kepala Seksi Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta - Praktisi Kesehatan Masyarakat).


dr. Alvin mengatakan bahwa penyakit demam berdarah dengue (DBD) ini issue-nya hilang timbul, hal ini dikarenakan demam berdarah dengue (DBD) hanya meningkat pada saat musim penghujan atau pancaroba saja. Salah satu cara penanggulangan untuk pencegahan demam berdarah dengue (DBD) ini biasanya masyarakat melakukan fogging di area tempat tinggal. Nyatanya melakukan fogging ini sangatlah tidak efektif, menurut dr. Alvin fogging hanya buang-buang uang atau anggaran, selain itu menyebabkan polusi udara karena teknik fogging ini hanya mematikan sarang nyamuknya saja tidak membunuh bibitnya atau jentiknya yang bersarang di air sehingga fogging tidaklah disarankan.

Dalam memberantas serta mencegah demam berdarah dengue (DBD) yang paling dasar harus dilakukan adalah 3M sesuai dengan anjuran pemerintah. Dimulai dari paling dasar yaitu menguras penampungan air karena jentik nyamuk Aedes Esgypti itu hidup di genangan air bersih bukan air kotor. Lalu menutup dan mengubur genangan air yang ada dimanapun, jangan beri celah genangan air yang ada dirumah karna sekecil apapun dapat menjadi bibit untuk berkembangnya si nyamuk. Lalu pastinya melakukan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) agar pencegahan terealisasikan secara optimal.


Selanjutnya dr. Ngabila juga menjelaskan pentingnya melakukan 3M dan vaksinasi dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) ini. Jangan mengandalkan jumantik untuk cek penampungan air, harus diusahakan dirumah ada yang selalu standby untuk cek keadaan penampungan air  agar dapat mencegah jentik-jentik nyamuk berkembang. Selain itu melakukan deteksi dini juga menjadi salah satu kunci untuk mencegah keparahan dan kematian. Semisal ada gejala demam pertolongan pertamanya dengan mengkonsumsi obat penurun panas, jika dalam 1x24jam demam tidak kunjung reda maka wajib dibawa periksa ke dokter agar dapat ditangani sedini mungkin.

Vaksin Dengue atau Vaksin demam berdarah dengue (DBD) ini di Indonesia terdapat 2 jenis yaitu Vaksin Dengvaxia dan Vaksin Qdenga, kedua Vaksin ini dapat di temukan di rumah sakit terdekat. Jangan lupa untuk selalu konsultasikan kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan vaksin, sebagai individu yang tinggal di negara endemis Indonesia tercinta ini pastinya vaksin penting banget buat aku. Soalnya vaksin paling tidak dapat mencegah si demam berdarah dengue (DBD) ini menjadi lebih parah saat kita terpapar dan mengurangi resiko kematian. Dengan penggunaan vaksin ini pastinya kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat juga karna telah banyak orang yang terlindungi. Seperti yang diketahui bahwa semua orang di Indonesia saat ini beresiko terkena virus dengue ini. Tidak mengenal usia, tempat tinggal atau pun gaya hidupnya, maka dari itu vaksin menjadi salah satu solusi serta investasi jangka panjang dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di lingkungan keluarga selain melakukan 3M.

Pembahasan topik acara serta talkshow kali ini seru banget, bener-bener insightful dan nambah pengetahuan aku mengenai demam berdarah dengue (DBD) serta pentingnya melakukan 3M plus vaksin demam berdarah dengue (DBD). Semoga masyarakat lebih sadar lagi dalam mencegah serta memerangi demam berdarah dengue (DBD) sehingga kedepannya Indonesia menjadi negara yang bebas dari demam berdarah dengue (DBD) sesuai dengan harapan kerjasama Kementerian Kesehatan dan Takeda.


Jadi itu dia sharing seputar demam berdarah dengue (DBD) yang aku dapetin dari acara "Talkshow & Buka Bersama dengan Media & Blogger dalam menyebarkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD" kemarin. Semoga blog post dari aku kali ini bermanfaat, by the way buat yang mau tau lebih detail tentang demam berdarah dengue (DBD) kalian bisa cek ke website https://www.cegahdbd.com/ ya. Terima kasih buat yang udah baca, see you on my next post!



Tysa^^


#Ayo3MplusVaksinDBD